SelatpanjangPos.id (Jakarta) –Kepala Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta Utara., Chairul Lantip dan juga Kepala Seksi Peningkatan Kualiatas Permukiman Selvy Mandagi.Amd.Elektro. berulang kali dihubungi terkait kegiatan anggaran tahun 2022 tidak meresepon dan “bungkam”. Rabu ( 18/5/2022). Tepat pukul 16:34 Wib.
Pasalnya beberapa kegiatan atau program Peningkatan Jalan dan Saluran di Kota Administrasi Jakarta Utara, kuat dugaan tidak transparan dan patut dipertanyankan. Mulai dari papan proyek, direksi keet, dan tidak menggunakan K3 marka jalan dan sesuai dengan bill of quantity.
Setiap kali dipertanyakan terkait dengan kegiatan pekerjaan yang bersumber dari APBD yang dibayar dengan menyetor pajak, dan hal tersebut adalah hasil keringat masyarakat, yang bersangkutan tidak menjawabnya dan memilih diam seribu bahasa. Sumpah dan janji saat diangkat menjadi ASN hanya lip service.
Tim Mitra Nasional.com,saat melalkukan penelusuran dibeberapa lokasi kegaiatan terkait kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, bahwa pemasangan u-dicth dinilai tidak profesional dan bukan ahli di bidang konstruksi, sangat disayangkan pada pelaksanakan pemasangan saluran produk u-ditch dilapangan tampak asal jadi dan banyak yang sudah pecah akibat ketidak professional pekerja dilapangan
Begitu juga dengan proses pemasangan u ditch, tampak amburadul dan berpotensi menimbulkan penyumbatan saluran air , serta akan mengakibatkan banjir dan pekerjaan tersebut tanpak sia-sia, hal tersebut akan berpotensi terjadi banjir atau genangan air di atas permukaan tanah karena proses pemasangan yang tidak tepat. Mestinya,pelaksanaan yang harus dilakukan dalam pekerjaan konstruksi pembuatan saluran u-ditch dengan persiapan, penggalian, pemasangan, pengurukan, dan pemadatan adalah tahapan dari cara pemasangan u-ditch.
Pantauan Mitra Nasional.com di beberapa lokasi Jakarta Utara. antara lain :
Kelurahan Kelapa Gading Barat Rw 022,
Kelurahan Tanjung Priok,
Kelurahan Marunda, Rw 01, Rw 02, Kelurahan Lagoa, Kelurahan Rawa Badak Utara, Kelurahan Sunter Jaya, Kelurahan Sunter Agung.
Setiap dipertanyakan kepada tenaga kerja terkait gambar perencanaan kegiatan, jawaban selalu tidak bisa menunjukkannya.. Bagaimana mungkin pekerjaan bisa dilakukan, kalau pelaksana dilapangan tidak memiliki gambar perencanaan ? wajar pelaksanaan dilapangan tampak amburadul dan berbelok-belok, u-dicth yang dipasang tidak sejajar, lantas dimanakah konsultan pengawasannya dan bagaimana tanggung jawab Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta Utara.
Tidak hanya itu, untuk melakukan pengukuran dibagi kedalam dua tipe yakni pengukuran longitudinal untuk mencari proses saluran air dan mencari batas pembebasan, sementara pengukuran cross section untuk mencari elevasi dari saluran air tersebut, membuktikan mandor tidak memiliki gambar perencanaan mengakibatkan pekerjaan tidak profesional dan amburadul.
Begitu juga dengan surveilans di tempat, dugaan tidak dilakukan, gunannya adalah untuk mengetahui bagaimanakah kondisi tanah di sekitar dan apakah di tanah tersebut sudah terdapat saluran air yang memiliki fungsi sejenis agar nantinya tidak mendapatkan gangguan.Lokasi pemasangan u ditch ini. Kuat dugaan tidak menyiapkan lahan yang harus memperhatikan tata letak dari material, tata letak untuk peralatan dan ruang istirahat bagi para pekerja dan hal ini tampak dilapangan tidak dilakukan.
Tidak menggunakan rambu- rambu pengaturan jalur lalu lintas terlebih dahulu sebelum melakukan pemasangan pada produk ini supaya tidak akan mengganggu proses pekerjaan pemasangan saluran air.Pekerjaan juga harus dibatasi dengan alat yang biasanya disebut cone dengan perhitungan panjang area yang mempertimbangkan tradisi bagi area stabilitas bekerja.
Tidak hanya itu, metode penggalian atau proses penggalian untuk pemasangan tersebut setelah mengukurnya dan membuat gambar rencana untuk sketsa. fakta dilapangan kemiringan lahan dan tidak menyesuaikan elevasi cross section yang telah dibuat.
Ironisnya, yang terjadi dilapangan, bahwa proses penggalian akan menimbulkan genangan air di saluran karena hal tersebut, akibatnya air tidak dapat mengalir dengan baik, parahnya lagi apabila lama-kelamaan sampah yang jatuh di saluran air tersebut akan menumpuk sehingga menyebabkan saluran air tersebut jadi tersumbat.
Mestinya saat penggalian awal dari proses pengurukan sirtu atau pasir urug darat di bawah saluran, karena pengerukan tersebut berfungsi sebagai penstabil tanah namun faktanya dilapangan tidak dilaksanakan, alias asal jadi.
Harusnya membuat lining supaya tanah di bawah tidak terjadi longsor dan akan menutup kembali di area galian agar elevasi tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan juga pemadatan jika galian tidak dilakukan. Selain itu, perlu menambahkan ukuran lebar galian yang menyesuaikan ujung alat yang berat supaya mempermudah suatu proses pemasangan ini. Pemasangan saluran air u ditch beton tidak profesional, tidak memperhatikan langkah-langkah dengan teliti mengakibatkan banyak yang sudah pecah dan retak.
Tahap pengurukan & pemadatan tidak dilakukan di sekitar area u-dicth saluran air yang telah terpasang, mestinya melakukan pengurutan kembali ke bagian samping kanan dan juga samping kiri u-ditch supaya tidak bergeser geser. Dan langkah selanjutnya adalah memasang capping beam dari beton tersebut agar saluran tidak bisa bergerak kekiri dan kekanan.dan tampak di area pemasangan saluran air dari bekas tanah galian maupun material peralatan maupun sampah plastik dan lain-lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, sejumalah rekanan yang melakukan kegiatan dilapangan tidak berhasil dihubungi, dan bahkan Kepala suku Dinas Perumahan Jakarta Utara, Chairul Lantip dan juga kasi Pengawasan Selvy Mandagi tidak menjawabnya dan memilih bungkam.
(Tua/Red).