SelatpanjangPos.id (Jakarta) –Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo berharap agar sisa-sisa polarisasi masyarakat pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019 bisa dihindari pada gelaran Pilpres 2024.
“Pengalaman yang ada di tahun 2019, sisa-sisa dari kegiatan Pileg, Pilpres dan Pilkada menyisakan polarisasi, jadi kita harapkan tahun 2024 ini kita bisa hindari,” kata dia, di Markas Komando Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Sabtu (11/6).
Listyo lantas meminta semua pihak mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan untuk menghadapi kontestasi politik. Terlebih lagi, saat ini Indonesia tengah menghadapi kondisi global yang tak menentu.
“Seluruh elemen bangsa harus bersatu, di satu sisi kita masuk ke dalam situasi perhelatan politik, sehingga semuanya ini harus masuk ke dalam bagian yang kita pikirkan bersama,” kata dia.
Listyo juga berharap sinergitas dari berbagai elemen masyarakat dengan Polri dapat memperlancar kegiatan internasional seperti Presidensi G20. Momentum ini sekaligus menjadi refleksi untuk meningkatkan semangat bersama di antara stakeholder.
“Sinergi ini kita harapkan, kita bisa mengantarkan beberapa event besar internasional yang sebentar lagi akan kita hadapi. Presidensi dan ada beberapa kegiatan-kegiatan lain, Iduladha yang sebentar lagi kita hadapi,” ucap dia.
Sebagai informasi, survei yang dilakukan Litbang Kompas terbaru mengungkapkan 40,3 persen responden menyebut hubungan antara kedua kubu yang dulu berseberangan dalam Pilpres 2019 semakin buruk.
Mayoritas responden dari kedua kubu berbeda pilihan capres mengaku khawatir kondisi ini berlanjut hingga Pemilu 2024 yang akan digelar kurang dari dua tahun lagi.
Berdasarkan survei, 84,6 persen responden setuju bahwa istilah “cebong”, “kampret”, dan “kadrun” harus diakhiri.
Selanjutnya, 90,2 persen responden sepakat kedua kubu mesti menahan diri untuk tidak berkomentar di media sosial yang dapat menimbulkan kebencian/kemarahan.
(H. Simangunsong/L. Simajuntak).