Menu

Mode Gelap
 

Jakarta · 11 Jun 2022 13:25 WIB

PDIP Anggap Penghargaan Level Internasional Pemprov DKI Jakarta Tak Berguna. Ini Alasannya.


					PDIP Anggap Penghargaan Level Internasional Pemprov DKI Jakarta Tak Berguna. Ini Alasannya. Perbesar

SelatpanjangPos.id (Jakarta) –Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menganggap penghargaan level internasional yang diterima Pemprov DKI tak berguna. Pasalnya, warga masih kebanjiran.

Diketahui, Pemprov DKI Jakarta baru saja didapuk sebagai juara pertama di ajang IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2022 terkait deteksi pengendalian banjir.

“Saya katakan tidak ada guna bagi warga, walaupun gubernur menerima penghargaan,” kata Gembong kepada wartawan, Sabtu (11/6).

Gembong mengaku tidak mempertanyakan penilaian juri hingga menetapkan DKI Jakarta sebagai juara dalam sistem pengendalian banjir. Dia lebih menyoroti manfaat yang belum dirasakan masyarakat.

Menurut dia, sejumlah penghargaan atau keberhasilan menjuarai sebuah kompetisi tidak ada gunanya apabila tidak ada dampaknya bagi masyarakat.

“Pertanyaan saya, penghargaan itu dirasakan oleh warga Jakarta tidak? Kan tidak juga, faktanya rakyat Jakarta masih kebanjiran,” kata Gembong.

“Kalau deteksinya bagus, maka secara otomatis warga tidak akan kebanjiran, penilaian deteksinya bagus, tapi faktanya rakyat masih kebanjiran,” ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, inovasi sistem pengendalian banjir dalam aplikasi Jakarta Smart City berhasil menang dalam ajang internasional IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2022.

Ini merupakan kedua kalinya sistem pengendalian banjir Jakarta menjadi juara setelah sebelumnya menjuarai ajang The 2022 World Summit on The Information Society (WSIS) Prizes.

“Jakarta Smart City yang berada di bawah naungan Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta berhasil mengatasi persaingan sengit dalam kategori Public Safety – Next-Generation Emergency Services. Flood Control System mengungguli inovasi dari negara-negara lain,” kata Kepala BLUD Jakarta Smart City Yudhistira Nugraha dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/6).

Yudhistira mengatakan sistem pengendalian banjir dikembangkan setelah terjadi bencana banjir besar yang terjadi pada awal tahun 2020. Sistem ini dibangun untuk perbaikan sistem pengendalian banjir yang sebelumnya manual menjadi berbasis manajemen ilmu pengetahuan.

Sistem ini mengumpulkan data dan pengetahuan historis, serta melakukan analisis prediktif untuk membantu meningkatkan kemampuan pemerintah dalam mendeteksi bencana, mempercepat waktu tanggap melalui penggunaan sistem tersebut, serta pengawasan secara real-time.

“Sistem ini menggunakan kemampuan kecerdasan buatan yang terdapat pada perangkat IoT (Internet of Things) untuk menarik dan memproses data dalam jumlah besar serta machine learning untuk meningkatkan akurasi pada model,” kata Yudhistira.

Sistem turut dilengkapi dengan sensor-sensor di 178 titik lokasi serta data cuaca untuk mendapatkan gambaran situasi dan kondisi secara real-time untuk memprediksi di mana banjir akan terjadi.

Sistem juga dapat memberikan masukan untuk tanda bahaya, peringatan, dan rekomendasi dalam pengambilan keputusan.

(H. Simangunsong/A. Rajagukguk).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel ini telah dibaca 17 kali

Baca Lainnya

Pimpin Apel Perdana Awal Tahun 2024, Plt Bupati Asmar Ingatkan Kedisiplinan ASN

25 Agustus 2024 - 14:21 WIB

Ke Kementrian, Ketua DPRD Meranti Bicara Soal ini

13 Juni 2023 - 20:27 WIB

Ini Kronologi OTT KPK di Meranti, MA diduga bakal gunakan uang haram untuk Maju Pilgub 2024

8 April 2023 - 03:31 WIB

OTT di Meranti KPK Tetapkan 3 Tersangka

8 April 2023 - 00:49 WIB

Hendry Ch. Bangun: JMSI Serius Membina Anggota Menuju Pers Profesional

11 Maret 2023 - 14:48 WIB

Silahturahmi ke JMSI Provinsi, JMSI Meranti Berkomitmen Membesarkan dan Memajukan JMSI di Meranti

20 Januari 2023 - 21:04 WIB

Trending di Berita